Small Group Discussion (SGD)

Small Group Discussion (SGD)

Small Group Discussion (SGD)

SGD (Small Group DIscussion) bertujuan untuk memberikan peluang bagi mereka untuk saling bertukar pandangan, mengeksplorasi ide-ide satu sama lain, dan mencapai pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang dibahas. Dosen berperan sebagai fasilitator, memonitor dan membimbing jalannya diskusi. Dengan memastikan partisipasi setiap anggota kelompok, dosen membimbing mereka menuju pemahaman yang lebih mendalam. Dalam pelaksanaan SGD, mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil dengan topik atau pertanyaan tertentu yang relevan dengan materi perkuliahan, seperti diskusi teori belajar, pendidikan yang mengutamakan peserta didik, dan topik terkait lainnya. Anggota kelompok berinteraksi untuk mencapai pemahaman bersama, merumuskan jawaban, dan mencari solusi terhadap topik yang dibahas."

SGD (Small Group DIscussion) bertujuan untuk memberikan peluang bagi mereka untuk saling bertukar pandangan, mengeksplorasi ide-ide satu sama lain, dan mencapai pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang dibahas. Dosen berperan sebagai fasilitator, memonitor dan membimbing jalannya diskusi. Dengan memastikan partisipasi setiap anggota kelompok, dosen membimbing mereka menuju pemahaman yang lebih mendalam. Dalam pelaksanaan SGD, mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil dengan topik atau pertanyaan tertentu yang relevan dengan materi perkuliahan, seperti diskusi teori belajar, pendidikan yang mengutamakan peserta didik, dan topik terkait lainnya. Anggota kelompok berinteraksi untuk mencapai pemahaman bersama, merumuskan jawaban, dan mencari solusi terhadap topik yang dibahas."

SGD (Small Group DIscussion) bertujuan untuk memberikan peluang bagi mereka untuk saling bertukar pandangan, mengeksplorasi ide-ide satu sama lain, dan mencapai pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang dibahas. Dosen berperan sebagai fasilitator, memonitor dan membimbing jalannya diskusi. Dengan memastikan partisipasi setiap anggota kelompok, dosen membimbing mereka menuju pemahaman yang lebih mendalam. Dalam pelaksanaan SGD, mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil dengan topik atau pertanyaan tertentu yang relevan dengan materi perkuliahan, seperti diskusi teori belajar, pendidikan yang mengutamakan peserta didik, dan topik terkait lainnya. Anggota kelompok berinteraksi untuk mencapai pemahaman bersama, merumuskan jawaban, dan mencari solusi terhadap topik yang dibahas."

Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD)

FGD (Forum Group Discussion) digunakan sebagai strategi untuk meraih pemahaman yang lebih mendalam dari kelompok kecil terhadap suatu topik tertentu. Dalam rangka kegiatan perkuliahan, FGK diterapkan di SMK Negeri Bali Mandara dengan fokus pada modul ajar, terutama pada Capaian Pembelajaran (CP), perumusan Tujuan Pembelajaran (TP), dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Peserta dalam kegiatan FGK melibatkan mahasiswa PPG-Prajabatan, Guru SMK Negeri Bali Mandara, Kepala Sekolah, dan Dosen Pengampu Mata Kuliah MK-PPDP. FGK dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan penelitian atau pengumpulan data untuk menggali pandangan, sikap, dan pengalaman peserta terkait topik yang dibahas. Kelompok terdiri dari 12-18 orang yang berkumpul secara terstruktur untuk mendiskusikan topik tersebut dan mendapatkan wawasan yang lebih mendalam

FGD (Forum Group Discussion) digunakan sebagai strategi untuk meraih pemahaman yang lebih mendalam dari kelompok kecil terhadap suatu topik tertentu. Dalam rangka kegiatan perkuliahan, FGK diterapkan di SMK Negeri Bali Mandara dengan fokus pada modul ajar, terutama pada Capaian Pembelajaran (CP), perumusan Tujuan Pembelajaran (TP), dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Peserta dalam kegiatan FGK melibatkan mahasiswa PPG-Prajabatan, Guru SMK Negeri Bali Mandara, Kepala Sekolah, dan Dosen Pengampu Mata Kuliah MK-PPDP. FGK dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan penelitian atau pengumpulan data untuk menggali pandangan, sikap, dan pengalaman peserta terkait topik yang dibahas. Kelompok terdiri dari 12-18 orang yang berkumpul secara terstruktur untuk mendiskusikan topik tersebut dan mendapatkan wawasan yang lebih mendalam

FGD (Forum Group Discussion) digunakan sebagai strategi untuk meraih pemahaman yang lebih mendalam dari kelompok kecil terhadap suatu topik tertentu. Dalam rangka kegiatan perkuliahan, FGK diterapkan di SMK Negeri Bali Mandara dengan fokus pada modul ajar, terutama pada Capaian Pembelajaran (CP), perumusan Tujuan Pembelajaran (TP), dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Peserta dalam kegiatan FGK melibatkan mahasiswa PPG-Prajabatan, Guru SMK Negeri Bali Mandara, Kepala Sekolah, dan Dosen Pengampu Mata Kuliah MK-PPDP. FGK dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan penelitian atau pengumpulan data untuk menggali pandangan, sikap, dan pengalaman peserta terkait topik yang dibahas. Kelompok terdiri dari 12-18 orang yang berkumpul secara terstruktur untuk mendiskusikan topik tersebut dan mendapatkan wawasan yang lebih mendalam

Window Shooping

Window Shooping

Window Shooping

Window Shooping adalah kegiatan yang diinisiasi oleh dosen pengampu mata kuliah PPDP, merujuk pada kegiatan eksplorasi barang-barang hasil pengembangan RPP Inovatif dengan strategi pembelajaran yang berdiferensiasi untuk setiap mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan untuk tujuan bersenang-senang, mengumpulkan ide, dan menikmati proses pengembangan RPP Inovatif tanpa tekanan. Inisiatif ini juga memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mengamati dan mengevaluasi produk pengembangan RPP Inovatif yang dibuat oleh rekan mahasiswa lainnya, serta memberikan masukan, kritik, atau saran yang konstruktif. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi referensi dalam proses pengambilan keputusan yang lebih baik ketika merancang pembelajaran selanjutnya

Window Shooping adalah kegiatan yang diinisiasi oleh dosen pengampu mata kuliah PPDP, merujuk pada kegiatan eksplorasi barang-barang hasil pengembangan RPP Inovatif dengan strategi pembelajaran yang berdiferensiasi untuk setiap mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan untuk tujuan bersenang-senang, mengumpulkan ide, dan menikmati proses pengembangan RPP Inovatif tanpa tekanan. Inisiatif ini juga memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mengamati dan mengevaluasi produk pengembangan RPP Inovatif yang dibuat oleh rekan mahasiswa lainnya, serta memberikan masukan, kritik, atau saran yang konstruktif. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi referensi dalam proses pengambilan keputusan yang lebih baik ketika merancang pembelajaran selanjutnya

Window Shooping adalah kegiatan yang diinisiasi oleh dosen pengampu mata kuliah PPDP, merujuk pada kegiatan eksplorasi barang-barang hasil pengembangan RPP Inovatif dengan strategi pembelajaran yang berdiferensiasi untuk setiap mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan untuk tujuan bersenang-senang, mengumpulkan ide, dan menikmati proses pengembangan RPP Inovatif tanpa tekanan. Inisiatif ini juga memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mengamati dan mengevaluasi produk pengembangan RPP Inovatif yang dibuat oleh rekan mahasiswa lainnya, serta memberikan masukan, kritik, atau saran yang konstruktif. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi referensi dalam proses pengambilan keputusan yang lebih baik ketika merancang pembelajaran selanjutnya

Kunjungan Expo
Dies Natalis Undiksha

Kunjungan Expo
Dies Natalis Undiksha

Kunjungan Expo
Dies Natalis Undiksha

Kehadiran di Expo Dies Natalis Undiksha menciptakan pengalaman yang sangat mengesankan, terutama bagi mahasiswa PPG Prajabatan. Selama ikut serta dalam acara tersebut, kami diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai pameran di Fakultas Teknik Kejuruan. Di sana, tidak hanya kami menyaksikan inovasi teknologi terkini, tetapi juga terlibat dalam interaksi dengan karya-karya mahasiswa Fakultas Teknik dan Kejuruan.

Karya mahasiswa di bidang ini sangat beragam, termasuk Alat Peraga Pembelajaran, Dream App, Games, Prototype Tong Sampah Otomatis, Robotic, dan sebagainya. Bagi kami, sebagai calon guru, kunjungan ini memberikan wawasan dan pengalaman berharga terkait penggunaan media pembelajaran. Terlihat bahwa tidak hanya menggunakan teknologi modern, namun juga menggabungkan unsur alat tradisional dan tema budaya dalam pembuatan media pembelajaran. Hal ini membuka cakrawala baru terkait pendekatan pembelajaran yang mencakup aspek informatika sekaligus memperkaya pembelajaran dengan nilai-nilai budaya.

Kembali

Kehadiran di Expo Dies Natalis Undiksha menciptakan pengalaman yang sangat mengesankan, terutama bagi mahasiswa PPG Prajabatan. Selama ikut serta dalam acara tersebut, kami diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai pameran di Fakultas Teknik Kejuruan. Di sana, tidak hanya kami menyaksikan inovasi teknologi terkini, tetapi juga terlibat dalam interaksi dengan karya-karya mahasiswa Fakultas Teknik dan Kejuruan.

Karya mahasiswa di bidang ini sangat beragam, termasuk Alat Peraga Pembelajaran, Dream App, Games, Prototype Tong Sampah Otomatis, Robotic, dan sebagainya. Bagi kami, sebagai calon guru, kunjungan ini memberikan wawasan dan pengalaman berharga terkait penggunaan media pembelajaran. Terlihat bahwa tidak hanya menggunakan teknologi modern, namun juga menggabungkan unsur alat tradisional dan tema budaya dalam pembuatan media pembelajaran. Hal ini membuka cakrawala baru terkait pendekatan pembelajaran yang mencakup aspek informatika sekaligus memperkaya pembelajaran dengan nilai-nilai budaya.

Kembali

Kehadiran di Expo Dies Natalis Undiksha menciptakan pengalaman yang sangat mengesankan, terutama bagi mahasiswa PPG Prajabatan. Selama ikut serta dalam acara tersebut, kami diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai pameran di Fakultas Teknik Kejuruan. Di sana, tidak hanya kami menyaksikan inovasi teknologi terkini, tetapi juga terlibat dalam interaksi dengan karya-karya mahasiswa Fakultas Teknik dan Kejuruan.

Karya mahasiswa di bidang ini sangat beragam, termasuk Alat Peraga Pembelajaran, Dream App, Games, Prototype Tong Sampah Otomatis, Robotic, dan sebagainya. Bagi kami, sebagai calon guru, kunjungan ini memberikan wawasan dan pengalaman berharga terkait penggunaan media pembelajaran. Terlihat bahwa tidak hanya menggunakan teknologi modern, namun juga menggabungkan unsur alat tradisional dan tema budaya dalam pembuatan media pembelajaran. Hal ini membuka cakrawala baru terkait pendekatan pembelajaran yang mencakup aspek informatika sekaligus memperkaya pembelajaran dengan nilai-nilai budaya.

Kembali