Piagets dan Vygotsky dalam Implementasi Pembelajaran

Jean Piaget tentang Perkembangan Kognitif

Pakar kognitivisme yang besar pengaruhnya ialah Jean Piaget, yang pernah mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan kognitif anak yang terdiri atas beberapa tahap. Dalam hal pemerolehan bahasa ibu (B1) Piaget mengatakan bahwa (i) anak itu di samping meniru-niru juga aktif dan kreatif dalam menguasai bahasa ibunya; (ii) kemampuan untuk menguasai bahasa itu didasari oleh adanya kognisi; (iii) kognisi itu memiliki struktur dan fungsi (Suparno, 2016: 11). Fungsi itu bersifat genetif, dibawa sejak lahir, sedangkan struktur kognisi bisaberubahsesuaidengankemampuan dan upaya individu (Jauhar, 2011: 13-14; Suyudi, dkk, 2013: 108).

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetic,artinya proses yang didasarkan atas mekenisme biologis dari perkembangan system syaraf. Semakin bertambah umur seseorang, makin komplek susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya (Muhaimin, dkk. 2012: 199). Sehingga ketika dewasa seseorang akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif didalam struktur kognitifnya. Piaget membagi proses belajar kedalam tiga tahapan yaitu Asimilasi. Proses pengintgrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada (John, 1969: 9). Contoh: seorang siswa yang mengetahui prinsip-prinsip penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka terjadilah proses pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada dipahami oleh anak) dengan prinsip perkalian (informasibaru yang akan dipahami anak)(Nugroho,2015:295).

Setiap pengalaman mengandung elemen unik yang harus di akomodasi oleh struktur kognitif anak (Matt Jarvis, 2000). Melalui interaksi dengan lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan perkembangan pengalaman terus-menerus. Menurut Piaget (dalam Wilis, R., 2011) menyatakan bahwa pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya (Matt Jarvis, 2011:142).

Teori Piaget berfokus pada anak-anak, mulai dari lahir hingga remaja, dan menjelaskan berbagai tahap perkembangan, termasuk bahasa, moral, memori, dan pemikiran. Ada 4 tahapan perkembangan anak menurut Piaget (dalam Wilis, R., 2011) yaitu:

  1. Tahap Sensorimotor (Usia 18 – 24 bulan)

    Tahap sensorimotor merupakan yang pertama dari empat tahap dalam teori perkembangan kognitif Piaget. Teori ini meluas sejak lahir hingga sekitar 2 tahun, dan merupakan periode pertumbuhan kognitif yang cepat. Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh).

    Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya sendiri. Misalnya, jika ibu meletakkan mainan di bawah selimut, anak tahu bahwa main yang biasanya ada (dia lihat) kini tidak terlihat (hilang), dan anak secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini, anak berperilaku seolah mainan itu hilang begitu saja.

  2. Tahap Pra-operasional (Usia 2 – 7 Tahun)

    Tahap pra-operasional merupakan tahap kedua dalam teori Piaget. Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun. Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif.

    Pemikiran anak selama tahap ini adalah sebelum operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam permainan simbolik.

  3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 – 11 Tahun)

    Tahap operasional konkret merupakan tahap ketiga dalam teori Piaget. Periode berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis. Pada tahapan ini, anak cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik.

  4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)

    Tahap operasional formal dimulai sekitar usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa. Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu.

    Piaget percaya, bahwa kita semua melalui keempat tahap tersebut, meskipun mungkin setiap tahap dilalui dalam usia berbeda. Setiap tahap dimasuki ketika otak kita sudah cukup matang untuk memungkinkan logika jenis baru atau operasi (Matt Jarvis, 2011:148). Semua manusia melalui setiap tingkat, tetapi dengan kecepatan yang berbeda, jadi mungkin saja seorang anak yang berumur 6 tahun berada pada tingkat operasional konkrit, sedangkan ada seorang anak yang berumur 8 tahun masih pada tingkat pra-operasional dalam cara berfikir. Namun urutan perkembangan intelektual sama untuk semua anak, struktur untuk tingkat sebelumnya terintegrasi dan termasuk sebagai bagian dari tingkat-tingkat berikutnya (Ratna Wilis, 2011:137)

    Tingkatan perkembangan intelektual manusia mempengaruhi kedewasaan, pengalaman fisik, pengalaman logika, transmisi sosial dan pengaturan sendiri. Teori Piaget jelas sangat relevan dalam proses perkembangan kognitif anak, karena dengan menggunakan teori ini, manusia dapat mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak di levelnya. Dengan demikian bila dikaitkan dengan pembelajaran kita bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi anak, misalnya dalam memilih cara penyampaian materi bagi siswa sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh anak.

Lev Vygostsky tentang Perkembangan Kognitif

Teori konstruktivisme menekankan pembahasan psikologi perkembangan pada sudut pandang sociocultural. Atas ketertarikannya pada bahasa, Vigotsky akhirnya dapat memahami proses berfikir karena bahasa berhubungan erat dengan proses berfikir manusia. Sehingga berbahasa dapat terwujud menjadi ketrampilan dengan dukungan kemampuan kognisi. Atas dasar tersebut berkembang menjadi pandangan Vigotsky mengenai bahasa dalam konteks sosiokultural psikologi perkembangan.

Teori konstruktivisme, Vigotsky merupakan peletak dasar konstruktivisme sosial yang tidak memisahkan individu dari latar belakang dan peran sosialnya. Pemikiran Vigotsky ini berbeda dengan konstruktivisme kognisi Piaget yang menekankan proses belajar berorientasi pada individu. (M. Nugroho Adi Saputro, 2021). Teori belajar yaitu suatu proses belajar yang mana seorang siswa membutuhkan bantuan gurun untuk menyelesaikan masalah yaitu termasuk dalam zona keterbatasan dirinya atau Zona Proksimal Development (ZPD) maupun Zona Perkembangan Proksimal.

Teori konstruktivisme Vigotsky dikatakan sebagai teori konstruksi sosial yang memberikan penekanan bahwa intelegensi manusia berasal dari masyarakat, lingkungan dan budayanya. Seorang individu mempunyai kognitif sejak melakukan interpersonal (interaksi dengan lingkungan sosial). Vygotsky menyatakan bahwa dengan alat berfikir dapat memberikan pengaruh dalam mengembangkan kognitif pada diri seseorang.

Teori belajar dapat memberikan suatu perubahan dari segi kognitif. Teori belajar dibagi menjadi 3 konsep utama, antara lain 1) Hukum genetik mengenai perkembangan, 2) Zona perkembangan proksimal dan 3) mediasi.

  1. Pertama,Hukum genetikperkembangan.Menurut Vigotsky hukum genetik mengenai perkembangan keterampilan, akan tetapimelewati dua dimensi yaitu dimensi sosial dan dimensi psikologis. Dimensi sosial dapat dilihat dari lingkungan seseorang dan dimensi psikologis dilihat dari dalam diri seseorang. Teori inimemandang lingkungan sosial sebagai komponen utama pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif. Oleh karena itu, belajar dan perkembangan merupakan penentu perkembangan kognitif seseorang. Vygotsky percaya bahwa kedewasaan adalah prasyarat untuk berpikir sempurna, tapi ia tidak percaya bahwa kedewasaan secara keseluruhan akan menentukan jatuh tempo berikutnya

  2. Kedua,Zona Perkembangan Proksimal, Zona Perkembangan Proksimal atau Zona Proximal Development (ZPD) yaitu suatu konsep dasar dalam pembelajaran ko-konstruktivistik Vygotsky. Zona Perkembangan Proksimal mempunyau makna yang dijelaskanoleh Vygotsky sebagai perbedaan antara tingkat perkembangan aktual ditentukan oleh pemecahan masalah individu dan tingkat perkembangan ditentukan oleh pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau bekerja sama dengan rekan-rekan lebih mampu. Vygotsky mengemukakan bahwa ZPD memiliki empat tahap dalam pengembangan dan pembelajaran (Schunk, 1986), yaitu:Tahap (1) Perilaku anak masih dipengaruhi atau dibantu oleh orang lain, Tahap (2) Tindakan anak didasarkan pada inisiatifnya sendiri, Tahap (3) Perilaku anak berkembang dan terinternalisasi secara spontan, Tahap (4) Tindakan spontan anak akan diulang sampai anak siap untuk berpikir abstrak. Sehingga dari hal itu, disimpulkan bahwa seorang yang meminta bantuan kepada orang yang lebih pengalaman itu maka lebih berkompeten.

  3. Ketiga,Mediasi, Mediasi adalah tanda atau simbol bahwa penggunaan orang untuk memahami hal-hal di luar pemahamannya. Ada dua jenis mediasi yang dapat mempengaruhi belajar,yaitu (1) Tema mediasi semiotik, di mana simbol-simbol atau tanda-tanda yang dipakaioleh seseorang untuk memahami hal-hal di luar pemahaman mereka diperoleh dari hal-hal yang tidak di sekitar kita, maka orang yang memahami bantuan yang lebih baik, membangun pemikiran kita, dan akhirnya kita memahami maknanya; (2) Perancah adalah tanda atau simbol yang digunakan oleh orang-orang untuk memahami hal-hal di luar pemahaman mereka diperoleh dari hal-hal yang sudah ada di lingkungan mereka, maka orang yang sudah mengerti tanda atau simbol akan membantu menjelaskan kepada orang-orang yang tidak mengerti, sehingga mereka mengerti apa artinya. Menurut teori Vygotsky,berbagai hal perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran antara lain:Berdasarkan teori Vygotsky dapat disimpulkan beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam proses pembelajaran, yaitu:(a)Siswa lebih leluasadalam mendapatkan ilmu pengetahuan dari zona perkembangan proksimalnya atau potensinya melalui belajar dan berkembang.(b)Tingkat perkembangan potensial lebih berhubungandalam pembelajaran daripada perkembangan aktualnya, (c)Penggunaan strategi dalam pembelajaran lebih diarahkan agar mampu mengembangkankemampuan intermentalnya dibandingkan kemampuan intramentalnya, (d)Kesempatan diberikan kepada siswa seluas luasnya agar dapat mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang didapatkan untukmemecahkan masalah, dan (e)Proses belajar mengajarlebih merupakan konstruksi, tidak sekedar transferal.


Persamaan antara pandangan Piaget dan teori Vygotsky

  1. Ada dua jalur untuk perkembangan pemikiran: Perkembangan alam dan sosial yang berinteraksi secara terus. Peran alam dan sosial sangat penting untuk perkembangan kognitifsehingga jika tidak ada peran dua-duanya perubahan kognitif tidak dapat dipahami.

  2. Anak yang berperan aktif dalam memperoleh pengetahuan. Pembangunan adalah hasil pengalaman yang dialami di lingkungan oleh anak-anak. Pada akhirnya, anak-anak akan mampu mengubah pengalaman mereka secara mental melalui refleksi batin

  3. Proses perkembangan kognitif melibatkan perubahan kualitatif penting dalam berpikir. Untuk Piaget, semua anak melalui empat tahap. Bagi Vygotsky, pemikiran berubah secara kualitatif ketika anak-anak mampu berkomunikasi secara verbal dan ketika anak-anak menjadi sadar dan mengendalikan pemikiran mereka melalui instruksi.

  4. Pemikiran yang matang: Piaget menggambarkannya dengan kemampuan berpikir abstrak, logis, reflektif, dan hipotesis-deduktif dalam tingkat Formal-operatif. Pula, Vygotsky menggambarkannya fungsi mental yang lebih tinggi mencakup pemikiran logis, abstrak, dan refleksi diri.

  5. Piaget dan Vygotsky setuju bahwa seiring bertambahnya usia dan pengalaman pada konstruksi pengetahuan, pemahaman mereka akan terstruktur.

  6. Kecepatan perkembangan pribadi dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Lingkungan sosial mempengaruhi tidak hanya isi pengetahuan tetapi juga hakikat pengetahuan.

Perbedaan antara pandangan Piaget dan teori Vygotsky

  1. Piaget menekankan pada aspek alam dan biologis dalam menjelaskan perubahan struktural umum dalam pemikiran anak, sedangkan Vygotsky menentukan konteks budaya proses perkembangan kognitif.

  2. Perkembangan kognitif Piaget bersifat universal terlepas dari konteks budaya anak, tetapi Vygotsky mementingkan konteks budaya untuk menentukan jenis proses kognitif.

  3. Piaget menekankan interaksi antara anak dan objek fisik untuk perkembangan pemikiran yang matang, sementara Vygotsky menganggap interaksi dengan orang-orang sebagai penentu pemikiran formal anak-anak.

  4. Dalam teori Piaget, bahasa adalah produk sampingan dari perkembangan intelektual daripada sumber perkembangan intelektual, tetapi dalam teori Vygotsky, bahasa memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif dan menjadi inti dari fungsi mental anak.

  5. Piaget menganggap anak-anak sebagai penemu independen yang belajar tentang dunia sendiri, tetapi Vygotsky berpikir bahwa pembelajaran bayi terjadi dalam konteks budaya, dan baik objek yang akan ditemukan maupun sarana untuk menemukannya adalah produk dari sejarah dan budaya manusia.

  6. Piaget berpikir bahwa hanya apa yang ditemukan anak-anak sendiri yang mencerminkan status kognitifnya saat ini. Namun Vygotsky berpikir bahwa menginternalisasi pengetahuan budaya memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif anak-anak. Pengalaman dan aktivitasyang penting bagi anak-anak adalah berbagi pengalaman dan kerjasama dengan orang-orang yang lain.

Perbedaan Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Lev Vygotsky

Kehidupan dan karya Jean Piaget dan Lev Vygotsky memiliki persamaan dan perbedaan. Kedua pria tersebut lahir di tahun yang sama, 1896. Mereka berbagi bidang studi yang sama, yaitu perkembangan psikologi dan kognitif. Baik pembelajaran pemikiran Piaget maupun Vygotsky inilah yang mengarah pada pengembangan higher order thinking. Namun Piaget mengambil pandangan yang lebih konstruktivis dan berfokus pada individu, sedangkan Vygotsky menggunakan pendekatan teori aktif yang berfokus pada interaksi sosial. Piaget percaya bahwa individu harus beradaptasi dengan lingkungannya. Ia menjelaskan dua proses adaptasi, yaitu kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, asimilasi dan akomodasi. Vygotsky mengeksplorasi tiga jenis pembicaraan yaitu sosial, pribadi, dan internal. Piaget percaya bahwa individu adalah yang utama dalam proses pembelajaran, sedangkan Vygotsky percaya bahwa kehidupan sosial adalah yang utama dalam proses pembelajaran. 

Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang efektif, berdasarkan teori psikologi perkembangan dan kognitif Jean Piaget dan Lev Vygotsky, untuk meningkatkan prestasi peserta didik di tingkat dasar. Namun, sebelum teori Piaget dan Vygotsky dapat diterapkan di kelas, perlu dilakukan pengembangan pemahaman tentang kehidupan dan teori Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Dengan menggunakan teori Piaget di kelas, guru dan peserta didik mendapatkan manfaat dalam beberapa cara. Guru mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pemikiran peserta didiknya dan guru juga dapat menyelaraskan strategi pengajarannya dengan tingkat kognitif peserta didiknya. Menurut teori Vygotsky, untuk memandu pengajarannya, ia harus melihat peserta didik terlibat dalam scaffolding, kelompok kecil, pembelajaran kooperatif, pemecahan masalah kelompok, bimbingan belajar lintas usia, pembelajaran berbantuan, dan/atau penilaian alternatif. 

Piagets dan Vygotsky dalam Implementasi Pembelajaran

Jean Piaget tentang Perkembangan Kognitif

Pakar kognitivisme yang besar pengaruhnya ialah Jean Piaget, yang pernah mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan kognitif anak yang terdiri atas beberapa tahap. Dalam hal pemerolehan bahasa ibu (B1) Piaget mengatakan bahwa (i) anak itu di samping meniru-niru juga aktif dan kreatif dalam menguasai bahasa ibunya; (ii) kemampuan untuk menguasai bahasa itu didasari oleh adanya kognisi; (iii) kognisi itu memiliki struktur dan fungsi (Suparno, 2016: 11). Fungsi itu bersifat genetif, dibawa sejak lahir, sedangkan struktur kognisi bisaberubahsesuaidengankemampuan dan upaya individu (Jauhar, 2011: 13-14; Suyudi, dkk, 2013: 108).

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetic,artinya proses yang didasarkan atas mekenisme biologis dari perkembangan system syaraf. Semakin bertambah umur seseorang, makin komplek susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya (Muhaimin, dkk. 2012: 199). Sehingga ketika dewasa seseorang akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif didalam struktur kognitifnya. Piaget membagi proses belajar kedalam tiga tahapan yaitu Asimilasi. Proses pengintgrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada (John, 1969: 9). Contoh: seorang siswa yang mengetahui prinsip-prinsip penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka terjadilah proses pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada dipahami oleh anak) dengan prinsip perkalian (informasibaru yang akan dipahami anak)(Nugroho,2015:295).

Setiap pengalaman mengandung elemen unik yang harus di akomodasi oleh struktur kognitif anak (Matt Jarvis, 2000). Melalui interaksi dengan lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan perkembangan pengalaman terus-menerus. Menurut Piaget (dalam Wilis, R., 2011) menyatakan bahwa pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya (Matt Jarvis, 2011:142).

Teori Piaget berfokus pada anak-anak, mulai dari lahir hingga remaja, dan menjelaskan berbagai tahap perkembangan, termasuk bahasa, moral, memori, dan pemikiran. Ada 4 tahapan perkembangan anak menurut Piaget (dalam Wilis, R., 2011) yaitu:

  1. Tahap Sensorimotor (Usia 18 – 24 bulan)

    Tahap sensorimotor merupakan yang pertama dari empat tahap dalam teori perkembangan kognitif Piaget. Teori ini meluas sejak lahir hingga sekitar 2 tahun, dan merupakan periode pertumbuhan kognitif yang cepat. Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh).

    Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya sendiri. Misalnya, jika ibu meletakkan mainan di bawah selimut, anak tahu bahwa main yang biasanya ada (dia lihat) kini tidak terlihat (hilang), dan anak secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini, anak berperilaku seolah mainan itu hilang begitu saja.

  2. Tahap Pra-operasional (Usia 2 – 7 Tahun)

    Tahap pra-operasional merupakan tahap kedua dalam teori Piaget. Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun. Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif.

    Pemikiran anak selama tahap ini adalah sebelum operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam permainan simbolik.

  3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 – 11 Tahun)

    Tahap operasional konkret merupakan tahap ketiga dalam teori Piaget. Periode berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis. Pada tahapan ini, anak cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik.

  4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)

    Tahap operasional formal dimulai sekitar usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa. Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu.

    Piaget percaya, bahwa kita semua melalui keempat tahap tersebut, meskipun mungkin setiap tahap dilalui dalam usia berbeda. Setiap tahap dimasuki ketika otak kita sudah cukup matang untuk memungkinkan logika jenis baru atau operasi (Matt Jarvis, 2011:148). Semua manusia melalui setiap tingkat, tetapi dengan kecepatan yang berbeda, jadi mungkin saja seorang anak yang berumur 6 tahun berada pada tingkat operasional konkrit, sedangkan ada seorang anak yang berumur 8 tahun masih pada tingkat pra-operasional dalam cara berfikir. Namun urutan perkembangan intelektual sama untuk semua anak, struktur untuk tingkat sebelumnya terintegrasi dan termasuk sebagai bagian dari tingkat-tingkat berikutnya (Ratna Wilis, 2011:137)

    Tingkatan perkembangan intelektual manusia mempengaruhi kedewasaan, pengalaman fisik, pengalaman logika, transmisi sosial dan pengaturan sendiri. Teori Piaget jelas sangat relevan dalam proses perkembangan kognitif anak, karena dengan menggunakan teori ini, manusia dapat mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak di levelnya. Dengan demikian bila dikaitkan dengan pembelajaran kita bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi anak, misalnya dalam memilih cara penyampaian materi bagi siswa sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh anak.

Lev Vygostsky tentang Perkembangan Kognitif

Teori konstruktivisme menekankan pembahasan psikologi perkembangan pada sudut pandang sociocultural. Atas ketertarikannya pada bahasa, Vigotsky akhirnya dapat memahami proses berfikir karena bahasa berhubungan erat dengan proses berfikir manusia. Sehingga berbahasa dapat terwujud menjadi ketrampilan dengan dukungan kemampuan kognisi. Atas dasar tersebut berkembang menjadi pandangan Vigotsky mengenai bahasa dalam konteks sosiokultural psikologi perkembangan.

Teori konstruktivisme, Vigotsky merupakan peletak dasar konstruktivisme sosial yang tidak memisahkan individu dari latar belakang dan peran sosialnya. Pemikiran Vigotsky ini berbeda dengan konstruktivisme kognisi Piaget yang menekankan proses belajar berorientasi pada individu. (M. Nugroho Adi Saputro, 2021). Teori belajar yaitu suatu proses belajar yang mana seorang siswa membutuhkan bantuan gurun untuk menyelesaikan masalah yaitu termasuk dalam zona keterbatasan dirinya atau Zona Proksimal Development (ZPD) maupun Zona Perkembangan Proksimal.

Teori konstruktivisme Vigotsky dikatakan sebagai teori konstruksi sosial yang memberikan penekanan bahwa intelegensi manusia berasal dari masyarakat, lingkungan dan budayanya. Seorang individu mempunyai kognitif sejak melakukan interpersonal (interaksi dengan lingkungan sosial). Vygotsky menyatakan bahwa dengan alat berfikir dapat memberikan pengaruh dalam mengembangkan kognitif pada diri seseorang.

Teori belajar dapat memberikan suatu perubahan dari segi kognitif. Teori belajar dibagi menjadi 3 konsep utama, antara lain 1) Hukum genetik mengenai perkembangan, 2) Zona perkembangan proksimal dan 3) mediasi.

  1. Pertama,Hukum genetikperkembangan.Menurut Vigotsky hukum genetik mengenai perkembangan keterampilan, akan tetapimelewati dua dimensi yaitu dimensi sosial dan dimensi psikologis. Dimensi sosial dapat dilihat dari lingkungan seseorang dan dimensi psikologis dilihat dari dalam diri seseorang. Teori inimemandang lingkungan sosial sebagai komponen utama pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif. Oleh karena itu, belajar dan perkembangan merupakan penentu perkembangan kognitif seseorang. Vygotsky percaya bahwa kedewasaan adalah prasyarat untuk berpikir sempurna, tapi ia tidak percaya bahwa kedewasaan secara keseluruhan akan menentukan jatuh tempo berikutnya

  2. Kedua,Zona Perkembangan Proksimal, Zona Perkembangan Proksimal atau Zona Proximal Development (ZPD) yaitu suatu konsep dasar dalam pembelajaran ko-konstruktivistik Vygotsky. Zona Perkembangan Proksimal mempunyau makna yang dijelaskanoleh Vygotsky sebagai perbedaan antara tingkat perkembangan aktual ditentukan oleh pemecahan masalah individu dan tingkat perkembangan ditentukan oleh pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau bekerja sama dengan rekan-rekan lebih mampu. Vygotsky mengemukakan bahwa ZPD memiliki empat tahap dalam pengembangan dan pembelajaran (Schunk, 1986), yaitu:Tahap (1) Perilaku anak masih dipengaruhi atau dibantu oleh orang lain, Tahap (2) Tindakan anak didasarkan pada inisiatifnya sendiri, Tahap (3) Perilaku anak berkembang dan terinternalisasi secara spontan, Tahap (4) Tindakan spontan anak akan diulang sampai anak siap untuk berpikir abstrak. Sehingga dari hal itu, disimpulkan bahwa seorang yang meminta bantuan kepada orang yang lebih pengalaman itu maka lebih berkompeten.

  3. Ketiga,Mediasi, Mediasi adalah tanda atau simbol bahwa penggunaan orang untuk memahami hal-hal di luar pemahamannya. Ada dua jenis mediasi yang dapat mempengaruhi belajar,yaitu (1) Tema mediasi semiotik, di mana simbol-simbol atau tanda-tanda yang dipakaioleh seseorang untuk memahami hal-hal di luar pemahaman mereka diperoleh dari hal-hal yang tidak di sekitar kita, maka orang yang memahami bantuan yang lebih baik, membangun pemikiran kita, dan akhirnya kita memahami maknanya; (2) Perancah adalah tanda atau simbol yang digunakan oleh orang-orang untuk memahami hal-hal di luar pemahaman mereka diperoleh dari hal-hal yang sudah ada di lingkungan mereka, maka orang yang sudah mengerti tanda atau simbol akan membantu menjelaskan kepada orang-orang yang tidak mengerti, sehingga mereka mengerti apa artinya. Menurut teori Vygotsky,berbagai hal perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran antara lain:Berdasarkan teori Vygotsky dapat disimpulkan beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam proses pembelajaran, yaitu:(a)Siswa lebih leluasadalam mendapatkan ilmu pengetahuan dari zona perkembangan proksimalnya atau potensinya melalui belajar dan berkembang.(b)Tingkat perkembangan potensial lebih berhubungandalam pembelajaran daripada perkembangan aktualnya, (c)Penggunaan strategi dalam pembelajaran lebih diarahkan agar mampu mengembangkankemampuan intermentalnya dibandingkan kemampuan intramentalnya, (d)Kesempatan diberikan kepada siswa seluas luasnya agar dapat mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang didapatkan untukmemecahkan masalah, dan (e)Proses belajar mengajarlebih merupakan konstruksi, tidak sekedar transferal.


Persamaan antara pandangan Piaget dan teori Vygotsky

  1. Ada dua jalur untuk perkembangan pemikiran: Perkembangan alam dan sosial yang berinteraksi secara terus. Peran alam dan sosial sangat penting untuk perkembangan kognitifsehingga jika tidak ada peran dua-duanya perubahan kognitif tidak dapat dipahami.

  2. Anak yang berperan aktif dalam memperoleh pengetahuan. Pembangunan adalah hasil pengalaman yang dialami di lingkungan oleh anak-anak. Pada akhirnya, anak-anak akan mampu mengubah pengalaman mereka secara mental melalui refleksi batin

  3. Proses perkembangan kognitif melibatkan perubahan kualitatif penting dalam berpikir. Untuk Piaget, semua anak melalui empat tahap. Bagi Vygotsky, pemikiran berubah secara kualitatif ketika anak-anak mampu berkomunikasi secara verbal dan ketika anak-anak menjadi sadar dan mengendalikan pemikiran mereka melalui instruksi.

  4. Pemikiran yang matang: Piaget menggambarkannya dengan kemampuan berpikir abstrak, logis, reflektif, dan hipotesis-deduktif dalam tingkat Formal-operatif. Pula, Vygotsky menggambarkannya fungsi mental yang lebih tinggi mencakup pemikiran logis, abstrak, dan refleksi diri.

  5. Piaget dan Vygotsky setuju bahwa seiring bertambahnya usia dan pengalaman pada konstruksi pengetahuan, pemahaman mereka akan terstruktur.

  6. Kecepatan perkembangan pribadi dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Lingkungan sosial mempengaruhi tidak hanya isi pengetahuan tetapi juga hakikat pengetahuan.

Perbedaan antara pandangan Piaget dan teori Vygotsky

  1. Piaget menekankan pada aspek alam dan biologis dalam menjelaskan perubahan struktural umum dalam pemikiran anak, sedangkan Vygotsky menentukan konteks budaya proses perkembangan kognitif.

  2. Perkembangan kognitif Piaget bersifat universal terlepas dari konteks budaya anak, tetapi Vygotsky mementingkan konteks budaya untuk menentukan jenis proses kognitif.

  3. Piaget menekankan interaksi antara anak dan objek fisik untuk perkembangan pemikiran yang matang, sementara Vygotsky menganggap interaksi dengan orang-orang sebagai penentu pemikiran formal anak-anak.

  4. Dalam teori Piaget, bahasa adalah produk sampingan dari perkembangan intelektual daripada sumber perkembangan intelektual, tetapi dalam teori Vygotsky, bahasa memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif dan menjadi inti dari fungsi mental anak.

  5. Piaget menganggap anak-anak sebagai penemu independen yang belajar tentang dunia sendiri, tetapi Vygotsky berpikir bahwa pembelajaran bayi terjadi dalam konteks budaya, dan baik objek yang akan ditemukan maupun sarana untuk menemukannya adalah produk dari sejarah dan budaya manusia.

  6. Piaget berpikir bahwa hanya apa yang ditemukan anak-anak sendiri yang mencerminkan status kognitifnya saat ini. Namun Vygotsky berpikir bahwa menginternalisasi pengetahuan budaya memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif anak-anak. Pengalaman dan aktivitasyang penting bagi anak-anak adalah berbagi pengalaman dan kerjasama dengan orang-orang yang lain.

Perbedaan Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Lev Vygotsky

Kehidupan dan karya Jean Piaget dan Lev Vygotsky memiliki persamaan dan perbedaan. Kedua pria tersebut lahir di tahun yang sama, 1896. Mereka berbagi bidang studi yang sama, yaitu perkembangan psikologi dan kognitif. Baik pembelajaran pemikiran Piaget maupun Vygotsky inilah yang mengarah pada pengembangan higher order thinking. Namun Piaget mengambil pandangan yang lebih konstruktivis dan berfokus pada individu, sedangkan Vygotsky menggunakan pendekatan teori aktif yang berfokus pada interaksi sosial. Piaget percaya bahwa individu harus beradaptasi dengan lingkungannya. Ia menjelaskan dua proses adaptasi, yaitu kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, asimilasi dan akomodasi. Vygotsky mengeksplorasi tiga jenis pembicaraan yaitu sosial, pribadi, dan internal. Piaget percaya bahwa individu adalah yang utama dalam proses pembelajaran, sedangkan Vygotsky percaya bahwa kehidupan sosial adalah yang utama dalam proses pembelajaran. 

Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang efektif, berdasarkan teori psikologi perkembangan dan kognitif Jean Piaget dan Lev Vygotsky, untuk meningkatkan prestasi peserta didik di tingkat dasar. Namun, sebelum teori Piaget dan Vygotsky dapat diterapkan di kelas, perlu dilakukan pengembangan pemahaman tentang kehidupan dan teori Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Dengan menggunakan teori Piaget di kelas, guru dan peserta didik mendapatkan manfaat dalam beberapa cara. Guru mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pemikiran peserta didiknya dan guru juga dapat menyelaraskan strategi pengajarannya dengan tingkat kognitif peserta didiknya. Menurut teori Vygotsky, untuk memandu pengajarannya, ia harus melihat peserta didik terlibat dalam scaffolding, kelompok kecil, pembelajaran kooperatif, pemecahan masalah kelompok, bimbingan belajar lintas usia, pembelajaran berbantuan, dan/atau penilaian alternatif.